Rencong (Reuncong) merupakan senjata tradisional dari daerah Aceh, Indonesia, bentuknya seperti huruf L. Rencong termasuk dalam kategori senjata dagger/belati (bukan pisau ataupun pedang). Rencong memiliki kemiripan rupa dengan keris. Panjang mata pisau rencong dapat bervariasi dari 10 cm sampai 50 cm. Matau pisau tersebut dapat berlengkung seperti keris, namun dalam banyak rencong, dapat juga lurus seperti pedang. Untuk memperindah seni yang terdapat pada sebuah rencong maka ditambah lagi dengan pembuatan sarungnya. Sarung rencong biasanya dibuat dari kayu ataupun tanduk kerbau dan ada dari gading gajah atau bahkan dari logam yang dicampur emas. Kayu yang dipergunakan antara lain bak keupula (bunga tanjung), bak panah (batang nangka), bak mee (batang asam jawa) dan lain sebagainya. Adapun motif-motif sarung rencong terdiri dari motif fauna dan motif flora. Motif fauna adalah : ukiran ular, naga, ayam jago, burung nuri, kupu-kupu dan sebagainya sedangkan motif flora adalah : gambar-gambar bunga, buah dan daun.
Rencong biasanya diselipkan di antara sabuk di depan perut pemakai. Senjata rencong merupakan salah satu senjata yang digunakan untuk berperang melawan Belanda, khususnya pada perang Aceh yang berlangsung antara tahun 1873-1904 M. Secara simbolik, senjata ini cukup berjasa sebagai senjata pusaka yang membangkitkan semangat juang para perajurit Aceh. Hampir semua perajurit dan pimpinan gerilya Aceh menyelipkannya di pinggang selama mereka berjuang memepertahankan tanah kelahiran mereka, termasuk para wanita seperti Tjut Nyak Dien dan pahlawan wanita lainnya.
Pada awalnya fungsi rencong hanya sebagai salah satu senjata untuk membela diri dan melawan musuh-musuh seperti penjajah Belanda. Selain itu, juga digunakan sebagai kelengkapan pakaian adat setempat. Cara mengenakannya adalah dengan menyelipkan di balik lipatan kain sarung pada perut si pemakai. Hulu rencong menghadap ke arah tangan kanan, sedangkan badannya diselipkan pada kedudukan miring, condong ke kanan pula. Secara simbolis, hal ini agaknya untuk memudahkan si pemakai mencabut rencong tersebut jika ada keperluan tertentu. Namun, fungsi rencong saat ini sudah bertambah. Ia juga dijadikan sebagai cendramata untuk diberikan kepada tamu-tamu seperti pejabat pemerintahan atau orang-orang yang datang berkunjung ke negeri Serambi Mekah ini.
Ajaran Islam sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial budaya masyarakat di daerah aceh. Berkaitan dengan nilai simbolis, senjata khas masyarakat Aceh ini memiliki keunikan dan mengandung nilai filosofis berkenaan dengan agama Islam. Hal ini terlihat pada model pembuatannya, gagangnya yang melekuk kemudian menebal pada bahagian sikunya merupakan aksara Arab Ba ; Bujuran gagang tempat genggaman berbentuk aksara Arab Sin ; Bentuk-bentuk lancip yang menurun ke bawah pada pangkal besi dekat gagangnya merupakan aksara Arab Mim ; Lajur-lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya merupakan aksara Arab Lam dan ujung yang runcing sebelah atas mendatar dan bahagian bawah yang sedikit melekuk ke atas merupakan aksara Arab Ha. Dengan demikian rangkaian dari aksara BA, MIM, LAM dan HA itu mewujudkan kalimah “BISMILLAH”. Ini berkaitan dengan jiwa heroic dalam bentuk senjata tajam yang dipakai sebagai senjata perang untuk mempertahankan agama Islam dari penjajahan orang-orang yang anti Islam. Simbol tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Aceh sangat berpegang teguh pada ajaran Islam. Selain itu, kata rencong sudah menjadi bahasa simbol bagi daerah yang berada di paling barat Indonesia ini. Ketika Aceh disebut, biasanya selalu diiringi dengan frase Tanah Rencong. Selain itu, ada pula frase Serambi Mekah, yang menegaskan bahwa masyarakat daerah Aceh ini sangat kental dalam mengamalkan ajaran agama Islam.
Pada umumnya Di Aceh Bentuk rencong dibagi menjadi beberapa bentuk yang bisa dijelaskan seperti di bawah ini
Rencong meupucok
Rencong ini dipakai oleh kalangan atas (kaum bangsawan), pada gagangnya dibungkus dengan perhiasan emas. yang di atas gagangnya dibuat pucuk yang terbuat dari ukiran logam, umumnya dari emas. Pada bagian pangkal gagang dihiasi emas bermotif tumpal (pucuk rebung), di tampuk gagang diberi permata, sementara sarungnya dibuat dari gading yang diberi ikatan emas. Gagangnya kelihatan kecil pada bagian bawah dan mengembang membesar pada bagian atasnya. Bentuk ukiran permukaan bagian atasnya antara lain bunga berantai, daun, bunga mawar dan ada juga berbentuk aksara Arab. Hulu rencong meupucok ditutupi dengan ukiran emas pada bagian atas, dibungkus dengan emas bagian putingnya dan biasanya terbuat dari tanduk dan gading.
Rencong meucugek
Digunakan oleh kalangan menengah di Aceh. Rencong meucugeek gagangnya dibuat dari gading gajah yang kadang-kadang dihiasi pula dengan perhiasan emas pada sumbunya. Gagangnya memiliki penahan dan perekat yang dalam bahasa lokal dikenal dengan istilah cugek atau meucugek. Rencong jenis ini menggunakan cugek (bergagang lengkung 90 %). Cugek melengkung ke bagian belakang mata rencong kira-kira 15 cm sehingga dapat berbentuk siku-siku. Cugek ini bergunanya agar ketika dipegang tidak mudah lepas saat melakukan pembelaan diri, sehingga ketika pertempurn berlangsung menikam lawan secara bertubi-tubi serta mudah dicabut kembali walaupun sumbunya dalam keadaan berlumuran darah.
`
Rencong Pudoi (biasa)
Pudoi artinya menengah (biasa). Ini dapat di lihat dari gagangnya. Gagang rencong ini tidak sama dengan rencong meupucok, meucugek atau meukuree. Hulu rencong Pudoi adalah pegangan tanpa variasi, kelah (pembungkus bagian bawah hulu dan puting yang kadang-kadang dibesarkan sedikit agar tidak tertutup dengan gagang yang sederhana bila ditancapkan pada sasarannya. Gagang rencong Pudoi ini tidak ada lengkungnya.Gagangnya dibuat dari tanduk yang sudah dihaluskan, sehingga mutunya tidak kalah dengan rencong yang sumbunya dibuat dari gading.
Rencong Meukuree
Perbedaan rencong meukuree dengan jenis rencong lain adalah pada matanya. Rencong yang mempunyai kuree pada mata. Mata rencong jenis ini diberi hiasan tertentu seperti gambar ular, lipan, bunga, dan sebagainya.. Gambar ini bukan sengaja dibentuk, tetapi terbentuk secara sendirinya waktu rencong itu ditempa. Rencong ini berbeda dengan yang lainnya, semakin lama disimpan semakin banyak kureenya dan semakin mahal harganya
Bentuk Umum Rencong
Meskipun bentuk rencong berbeda-beda namun yang membedakan secara bentuk adalah gagangnya. karena perbedaan bentuk itulah kemudian muncul nama-nama rencong itu sendiri, selain rencong meupucok, meucugeek dan peudoi (atau biasa) ada beberapa bentuk rencong lain yang dikenal diaceh, seperti rencong Meukuree dan rencong umum. Rencong umum yang dimaksud adalah rencong yang tidak termasuk kedalam empat golongan rencong manapun. sedangkan dari fungsinya rencong terdiri dari beberapa jenis yang kesemuanya berfungsi sebagai senjata tusuk, antara lain: Uléè’ lapan sagoe, S i w a ‘i h, Uléè’bdh glima, Uléè’ paroh blesékan, Uléè’ dandan, Uléè’ mcucangge dan Uléè’janggok. Secara umum detail gambaran rencong adalah sebagai berikut :
Gagang Rencong
1. Batang rencong
2. Fungsi kedudukan puting rencong didalam gagang.
3. Gagang rencong bentuk gagangmeucugek.
4. Bahagian rencong yang disebut cugee.
Puting Rencong
1. Puting rencong.
2. Batang rencong
Batang Rencong
Batang rencong yaitu bagian besi yang menghubungkan puting dengan bengkuang rencong.
1. Batang rencong
2. Bengkuang rencong yang berbentuk kuku elang atau kuku raja wali.
3. Bagian pangkal rencong sebelah mata rencong.
Bangkuang rencong ini bila diartikan dalam bahasa Indonesia, agaknya lebih tepat disebut kuku elang atau kuku raja wali rencong. Gunanya sebagai kuku penyangkut, apabila disarungkan berfungsi sebagai
sangkutan bila diselipkan pada pinggang sipemakainya.
1. Bengkuang rencong
2. Bagian pangkal rencong
3. Bagian batang rencong yangdikatakan juga reukueng-reukueng
Perut Rencong
Perut rencong merupakan bagian mata rencong yang letaknya di tengah-tengah mata rencong. Bagian ini diasah sehingga tajam, yang kadang-kadang dipergunakan untuk memotong sesuatu benda yang
agak keras.
1. Perut rencong
2. Arah kebagian pangkal rencong.
3. Arah kebagian ujung rencong
4. Bagian yang diasah sehingga tajam, untuk memotong sesuatu benda yang agak keras
Ujung Rencong
Ujung rencong adalah bagian mata rencong yang runcing, karena pa ‘a bagian ujung rencong itulah vang menentukan tembus tidaknya, sesuatu benda yang ditusuk atau ditancapkan dengan sebilah rencong. Di samping itu digunakan pula untuk menggores sesuatu benda yang hanya mempan ditembus oleh ujung rencong.
1. Ujung rencong
2. Arah kebagian perut rencong
3. Ujung yang sangat runcing untuk menembus sasarannya
Karena ada rencong tertentu dianggap sebagai barang bernilai magis religius dalam pandangan masyarakat Aceh, maka rencong sama sekali tidak digunakan sebagai alat pemotong atau pengupas. Dia dipakai apabila amat diperlukan, misalnya jika menghadapi musuh.
Sebelum rencong dikenal, masyarakat Aceh telah menggunakan senjata yang disebut siwah. Jenis senjata ini tidak memiliki gagang, sehingga cukup menyulitkan ketika digunakan untuk berperang, terutama ketika senjata ini sudah berlumuran dengan darah. Senjata ini menjadi licin dan mudah terlepas dari genggaman karena lumuran darah tersebut. Oleh karena itu, atas perintah Sultan Alaiddin Riayat Syah Al-Kahhar yang berkuasa pada waktu itu, maka dipanggil para pandai besi untuk mengubah siwah dengan model terbaru yang tidak menyulitkan ketika digunakan untuk berperang. Para pandai besi ini akhirnya menambahkan gagang yang berbentuk huruf Ba (huruf kedua dalam aksara Arab) pada siwah tersebut. Selanjutnya senjata ini dikenal dengan nama reuncong atau rincong, di dalam bahasa Indonesia disebut rencong.
0 komentar:
Posting Komentar