Senin, 25 Mei 2015

Istilah-istilah dalam Arca Hindu-Budha


Berkunjung ke Museum Nasional membuat pengalaman yang sangat berarti bagi saya. Bukan hanya hanya terkagum-kagum pada koleksinya yang banyak, tetapi juga banyak pelajaran yang dapat saya ambil. Pantas saja disebut Museum Nasional karena di museum ini kita dapat melihat jejak-jejak peradaban masa lalu negeri tercinta ini. Kita diajak untuk memahami peradaban masa lalu melalui benda-benda peninggalan masa lampau. Museum Nasional memberikan informasi yang sangat penting untuk memahami bagaimana perkembangan bangsa Indonesia sejak masa prasejarah hingga masa kolonial. Museum Nasional juga memberikan gambaran budaya-budaya Nusantara melalui koleksi budaya yang berasal suku-suku bangsa di Indonesia. 

Beberapa koleksi yang membuat saya sungguh terkagum-kagum di antaranya adalah koleksi arca yang dipamerkan di Gedung A, terutama koleksi yang berasal dari zaman Hindu-Budha di Indonesia. Beragam arca dipamerkan di sini yang berasal dari zaman berbeda-beda. Dari peninggalan ini saya berpikir betapa hebatnya manusia-manusia pada zaman dulu. Dengan teknologi yang sederhana, mereka mampu mengahasilkan karya-karya yang begitu luar biasa. Arca dipahatkan pada batu dengan begitu rapi, teliti, apik sehingga menghasilkan karya yang sangat indah. Penasaran dengan banyaknya arca di Museum ini, saya menjadi tertarik untuk mengamati lebih jauh lagi. Ternyata banyak sekali hal unik dari arca-arca yang bisa menambah wasan pengetahuan kita. Mulai dari proses pembuatan, simbol-simbol pada arca, sejarah penemuan, mitos, serta informasi beberapa arca yang dihubungkan dengan tokoh-tokoh sejarah masa lalu. 

Sang pembuat arca tidak bisa seenaknya membuat arca. Ada aturan-aturan yang harus ia patuhi. Pembuatan arca oleh para seniman-seniman zaman dahulu biasanya berdasarkan pada ajaran atau cerita yang diambil dari kitab suci mereka. Masing-masing arca memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dari atribut yang dipahatkan, misalnya bentuk mahkota, laksana (benda yang dibawa), perhiasan yang melekat, posisi tangan, posisi kaki, cara duduk atau juga wahana atau tunggangannya. Masing-masing atribut juga posisi arca tersebut ternyata memiliki nama tersendiri yang menarik untuk dipelajari. 

Menemukan makna dari istilah-istilah pada arca ternyata tidaklah gampang. Setelah mencari kesana-kemari dari sumber-sumber yang ada akhirnya saya dapatan juga meskipun tidak terlalu lengkap. Berikut saya tuliskan beberapa istilah yang saya temukan. Untuk pembahasan lebih lengkapnya nanti saya cari-cari dulu referensinya. Mudah-mudahan bermanfaat.  



Abhaya Mudra
:
Sikap tagan untuk member perlindungan. Telapak tangan kanan diarahkan ke depan dengan ujung jari menghadap ke atas
Aksamala
:
Tasbih, berupa untaian manic-manik, mutiara, tulang, atau tengkorak. Bisa dipegang oleh dewa Siwa, Brahma, Ganesha, atau dewi Saraswati
Amrta
:
Air suci, air keabadian
Ankusa
:
Alat pengendali gajah berbentuk tombak atau lembing yang mempunyai kait di ujungnya
Anjali
:
Sikap tangan menyembah, tangan kanan dankiri disatukan, di depan dada
Ardhacandra
:
Bulan sabit, dalam agama Hindu Siwa adalah lambing kehidupan
Asana
:
Tempat duduk atau sikap duduk
Asura
:
Raksasa yang merupakan musuh para dewa
Atribut
:
Tanda-tanda, cirri-ciri, atau lambing
Awatara
:
Penjelmaan. Biasanya diartikan sebagai penjelmaan Wisnu ke dunia untuk menghancurkan kejahatan dalam mengembalikan keseimbangan system di dunia
Bana
:
Anak panah
Cakra
:
Roda, cakram, piringan, merupakan lambang kekuasaan dan perlindungan
Camara
:
Alat pengusir lalat, laksana Siwa
Candrakapala
:
Hiasan berbentuk bulan sabit dan tengkorak pada mahkota
Danda
:
Gada kecil
Dhanu
:
Busur, biasanya dipegang bersama-sama anak panah
Gada
:
Alat pemukul
Hamsa
:
Angsa
Hasta
:
Sikap lengan seluruhnya dengan sikap tangan beserta jari-jarinya
Jatamakuta
:
Hiasan rambut, berupa ppintalan rambut yang disusun meninggi atau membalut menyerupai sorban atau mahkota
Kamandalu
:
Kendi tanpa pegagan untuk menyimpan air amrta
Kapala
:
Mangkuk yang terbuat dari tempurung kepala
Karandamakuta
:
Mahkota berbentuk tinggi bulat yang mkin ke atas semakin ke kecil dengan ujung melekuk ke depan
Kiritamakuta
:
Mahkota berbentuk kubah, bagian atasnya diberi hiasan, atau berupa mahkota yang bentuknya silindris dan bagian atasnya mengecil
Khadga
:
Pedang penek seperti belati
Khetaka
:
Tameng/perisai yang berbentuk bundar atau persegi
Kundala
:
Hiasan telinga
Kusa
:
Rumput yang oleh penganut agama Hindu dianggap suci
Laksana
:
Benda-benda yang dipegang dan menjadi tanda-tanda khusus dari suatu arca dewa
Makara
:
Hiasan pada bangunan suci agama Hindu berbentuk binatang
Matulunga
:
Buah jeruk, delima
Matsya
:
Ikan
Mudra
:
Sikap jemari tangan yang mengandung arti simbolik, bias dilambangkan oleh satu tangan, atau dua tangan
Nandi
:
Lembu jantan, tunggangan Siwa
Nilotpala
:
Bunga teratai berwarna biru
Padma
:
Bunga teratai (merah)
Padmasana
:
Tempat duduk atau lapik berbentuk teratai
Parasu
:
Kapak
Pasa
:
Tali bersimpul, kadang berbentuk ular
Pantheon
:
Dewa-dewa yang diakui secara sah oleh suatuu agama
Pustaka
:
Kitab/buku
Sakti
:
      - Lembing terbuat dari logam, ujungnya runcing

:
      - Istri dewa
Sankha
:
Kerang, siput
Sara
:
Sama dengan bana, anak panah
Sruk/Sruva
:
Semacam sendok bertangai panjang, biasanya digunakan untuk mengambil minyak ghu yang masih panas dan cair dari dalam periu. Sruk berbentuk bulat, sruva berbentuk lonjong
Sikharamudra
:
Sikap tangan menggenggam dengan ibu jari mengarah ke atas yang diletakkan di atas tagan lainnya merupaan lambang lingga diatas yoni
Sirascakra
:
Lingkaran kedewaan di belakangkepala
Tanka
:
Sejenis kapak, pemecah batu (pahat)
Trisula
:
Tombak berujung tiga
Upawita
:
Selempang dada pertanda kedudukan, disebut juga selendang kasta (digantungkan pada satu bahu, khususnya bahu kiri. Pada arca dewi kadang berupa upawita yang menyilang dada)
Vajra
:
Petir dalampengarcaan digambarkan seperti dua buah kelopak daun  (berujung 3, 5, 9) yang bertolak belakang bersatu di bagian pangkalnya
Varamudra
:
Sikap tangan memberi anugerah atau berkah, yaitu lengan diarahkan ke bawah atau agak ditekuk dan telapak tangan menghadap ke atas, sedangkanjari-jari dirapatkan semua
Vyakyanamudra
:
sikap tangan memberi penjelasan. Pada umumny gerakan dilakukan dengan tangan kanan, sikap ujung jari telunjuk menyentuh ibu jari sehingga membentuk lingkaran. Telapak tangan mengarah ke depan sedangkan ujung-ujung jari mengarah ke atas
Wahana
:
Kendaraan para dewa, bisanya berupa binatag
Yanopavita
:
Lihat upawita
Yogamudra
:
Sikap tangan, kedua tangan saling bertumpu (telapa dan punggung tangan satu dengan yang lain  dan diletakkan di atas pangkuan.
Yoni
:
Lambang dari parwati
Yupa
:
Tiang batu beraksara Pallawa berbahasa Sansekerta yang ditemukan di Muara Kaman, Kalimantan Timur

0 komentar:

Posting Komentar