Berkunjung ke Museum Nasional membuat pengalaman yang sangat berarti bagi saya. Bukan hanya hanya terkagum-kagum pada koleksinya yang banyak, tetapi juga banyak pelajaran yang dapat saya ambil. Pantas saja disebut Museum Nasional karena di museum ini kita dapat melihat jejak-jejak peradaban masa lalu negeri tercinta ini. Kita diajak untuk memahami peradaban masa lalu melalui benda-benda peninggalan masa lampau. Museum Nasional memberikan informasi yang sangat penting untuk memahami bagaimana perkembangan bangsa Indonesia sejak masa prasejarah hingga masa kolonial. Museum Nasional juga memberikan gambaran budaya-budaya Nusantara melalui koleksi budaya yang berasal suku-suku bangsa di Indonesia.
Beberapa koleksi yang membuat saya sungguh terkagum-kagum di antaranya adalah koleksi arca yang dipamerkan di Gedung A, terutama koleksi yang berasal dari zaman Hindu-Budha di Indonesia. Beragam arca dipamerkan di sini yang berasal dari zaman berbeda-beda. Dari peninggalan ini saya berpikir betapa hebatnya manusia-manusia pada zaman dulu. Dengan teknologi yang sederhana, mereka mampu mengahasilkan karya-karya yang begitu luar biasa. Arca dipahatkan pada batu dengan begitu rapi, teliti, apik sehingga menghasilkan karya yang sangat indah. Penasaran dengan banyaknya arca di Museum ini, saya menjadi tertarik untuk mengamati lebih jauh lagi. Ternyata banyak sekali hal unik dari arca-arca yang bisa menambah wasan pengetahuan kita. Mulai dari proses pembuatan, simbol-simbol pada arca, sejarah penemuan, mitos, serta informasi beberapa arca yang dihubungkan dengan tokoh-tokoh sejarah masa lalu.
Sang pembuat arca tidak bisa seenaknya membuat arca. Ada aturan-aturan yang harus ia patuhi. Pembuatan arca oleh para seniman-seniman zaman dahulu biasanya berdasarkan pada ajaran atau cerita yang diambil dari kitab suci mereka. Masing-masing arca memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dari atribut yang dipahatkan, misalnya bentuk mahkota, laksana (benda yang dibawa), perhiasan yang melekat, posisi tangan, posisi kaki, cara duduk atau juga wahana atau tunggangannya. Masing-masing atribut juga posisi arca tersebut ternyata memiliki nama tersendiri yang menarik untuk dipelajari.
Menemukan makna dari istilah-istilah pada arca ternyata tidaklah gampang. Setelah mencari kesana-kemari dari sumber-sumber yang ada akhirnya saya dapatan juga meskipun tidak terlalu lengkap. Berikut saya tuliskan beberapa istilah yang saya temukan. Untuk pembahasan lebih lengkapnya nanti saya cari-cari dulu referensinya. Mudah-mudahan bermanfaat.
Abhaya Mudra
|
:
|
Sikap tagan untuk member perlindungan. Telapak
tangan kanan diarahkan ke depan dengan ujung jari menghadap ke atas
|
Aksamala
|
:
|
Tasbih, berupa untaian manic-manik, mutiara,
tulang, atau tengkorak. Bisa dipegang oleh dewa Siwa, Brahma, Ganesha, atau
dewi Saraswati
|
Amrta
|
:
|
Air suci, air keabadian
|
Ankusa
|
:
|
Alat pengendali gajah berbentuk tombak atau
lembing yang mempunyai kait di ujungnya
|
Anjali
|
:
|
Sikap tangan menyembah, tangan kanan dankiri
disatukan, di depan dada
|
Ardhacandra
|
:
|
Bulan sabit, dalam agama Hindu Siwa adalah
lambing kehidupan
|
Asana
|
:
|
Tempat duduk atau sikap duduk
|
Asura
|
:
|
Raksasa yang merupakan musuh para dewa
|
Atribut
|
:
|
Tanda-tanda, cirri-ciri, atau lambing
|
Awatara
|
:
|
Penjelmaan. Biasanya diartikan sebagai penjelmaan
Wisnu ke dunia untuk menghancurkan kejahatan dalam mengembalikan keseimbangan
system di dunia
|
Bana
|
:
|
Anak panah
|
Cakra
|
:
|
Roda, cakram, piringan, merupakan lambang
kekuasaan dan perlindungan
|
Camara
|
:
|
Alat pengusir lalat, laksana Siwa
|
Candrakapala
|
:
|
Hiasan berbentuk bulan sabit dan tengkorak pada
mahkota
|
Danda
|
:
|
Gada kecil
|
Dhanu
|
:
|
Busur, biasanya dipegang bersama-sama anak panah
|
Gada
|
:
|
Alat pemukul
|
Hamsa
|
:
|
Angsa
|
Hasta
|
:
|
Sikap lengan seluruhnya dengan sikap tangan
beserta jari-jarinya
|
Jatamakuta
|
:
|
Hiasan rambut, berupa ppintalan rambut yang disusun
meninggi atau membalut menyerupai sorban atau mahkota
|
Kamandalu
|
:
|
Kendi tanpa pegagan untuk menyimpan air amrta
|
Kapala
|
:
|
Mangkuk yang terbuat dari tempurung kepala
|
Karandamakuta
|
:
|
Mahkota berbentuk tinggi bulat yang mkin ke atas
semakin ke kecil dengan ujung melekuk ke depan
|
Kiritamakuta
|
:
|
Mahkota berbentuk kubah, bagian atasnya diberi
hiasan, atau berupa mahkota yang bentuknya silindris dan bagian atasnya
mengecil
|
Khadga
|
:
|
Pedang penek seperti belati
|
Khetaka
|
:
|
Tameng/perisai yang berbentuk bundar atau persegi
|
Kundala
|
:
|
Hiasan telinga
|
Kusa
|
:
|
Rumput yang oleh penganut agama Hindu dianggap
suci
|
Laksana
|
:
|
Benda-benda yang dipegang dan menjadi tanda-tanda
khusus dari suatu arca dewa
|
Makara
|
:
|
Hiasan pada bangunan suci agama Hindu berbentuk
binatang
|
Matulunga
|
:
|
Buah jeruk, delima
|
Matsya
|
:
|
Ikan
|
Mudra
|
:
|
Sikap jemari tangan yang mengandung arti
simbolik, bias dilambangkan oleh satu tangan, atau dua tangan
|
Nandi
|
:
|
Lembu jantan, tunggangan Siwa
|
Nilotpala
|
:
|
Bunga teratai berwarna biru
|
Padma
|
:
|
Bunga teratai (merah)
|
Padmasana
|
:
|
Tempat duduk atau lapik berbentuk teratai
|
Parasu
|
:
|
Kapak
|
Pasa
|
:
|
Tali bersimpul, kadang berbentuk ular
|
Pantheon
|
:
|
Dewa-dewa yang diakui secara sah oleh suatuu
agama
|
Pustaka
|
:
|
Kitab/buku
|
Sakti
|
:
|
- Lembing terbuat dari logam, ujungnya runcing
|
:
|
- Istri dewa
|
|
Sankha
|
:
|
Kerang, siput
|
Sara
|
:
|
Sama dengan bana, anak panah
|
Sruk/Sruva
|
:
|
Semacam sendok bertangai panjang, biasanya
digunakan untuk mengambil minyak ghu yang masih panas dan cair dari dalam
periu. Sruk berbentuk bulat, sruva berbentuk lonjong
|
Sikharamudra
|
:
|
Sikap tangan menggenggam dengan ibu jari mengarah
ke atas yang diletakkan di atas tagan lainnya merupaan lambang lingga diatas
yoni
|
Sirascakra
|
:
|
Lingkaran kedewaan di belakangkepala
|
Tanka
|
:
|
Sejenis kapak, pemecah batu (pahat)
|
Trisula
|
:
|
Tombak berujung tiga
|
Upawita
|
:
|
Selempang dada pertanda kedudukan, disebut juga
selendang kasta (digantungkan pada satu bahu, khususnya bahu kiri. Pada arca
dewi kadang berupa upawita yang menyilang dada)
|
Vajra
|
:
|
Petir dalampengarcaan digambarkan seperti dua
buah kelopak daun (berujung 3, 5, 9)
yang bertolak belakang bersatu di bagian pangkalnya
|
Varamudra
|
:
|
Sikap tangan memberi anugerah atau berkah, yaitu
lengan diarahkan ke bawah atau agak ditekuk dan telapak tangan menghadap ke
atas, sedangkanjari-jari dirapatkan semua
|
Vyakyanamudra
|
:
|
sikap tangan memberi penjelasan. Pada umumny
gerakan dilakukan dengan tangan kanan, sikap ujung jari telunjuk menyentuh
ibu jari sehingga membentuk lingkaran. Telapak tangan mengarah ke depan
sedangkan ujung-ujung jari mengarah ke atas
|
Wahana
|
:
|
Kendaraan para dewa, bisanya berupa binatag
|
Yanopavita
|
:
|
Lihat upawita
|
Yogamudra
|
:
|
Sikap tangan, kedua tangan saling bertumpu
(telapa dan punggung tangan satu dengan yang lain dan diletakkan di atas pangkuan.
|
Yoni
|
:
|
Lambang dari parwati
|
Yupa
|
:
|
Tiang batu beraksara Pallawa berbahasa Sansekerta
yang ditemukan di Muara Kaman, Kalimantan Timur
|
0 komentar:
Posting Komentar